Langsung ke konten utama

KEPAHLAWANAN WANITA MUSLIM


Di antara sejarah kepahlawanan agung Eropa, terdapat suatu kisah seorang wanita yang gagah berani terlibat dalam peperangan melawan Napoleon Bonaparte. Dalam tahun 1808, setelah Napoleon berjaya menawan
Portugis dan melantik adiknya Joseph sebagai timbalannya di situ, beliau telah meneruskan perjalanannya ke Spanyol. Satu pertempuran yang sengit telah berlaku di Saragossa, ibu negara Aragon. Pihak Spanyol telah mengarahkan seluruh kekuatan tentaranya yang ada. Wanita dan anak-anak juga turut memberi sumbangan kepada negara mereka.

Seorang wanita bangsawan bernama Beureta telah mengatur dan mengetuai sekumpulan wanita dan anak-anak dalam membawa makanan kepada askar-askar di medan peperangan tersebut dan membawa pulang mereka yang cedera untuk dirawat. Disini jugalah telah muncul seorang srikandi bernama Augustina Saragossa. Pada suatu hari ketika beliau sedang menjalankan tugas membawa makanan untuk seorang askar yang tiba-tiba sebutir peluru telah menembus tubuh seorang askar yang sedang mengawal meriam dan terus mati. Askar-askar lain yang sepatutnya datang membantu tidak berani menentang kemarahan musuh karena banyaknya peluru datang menghujani mereka. Tetapi Augustina dengan berani menyalakan meriam dan menghalakannya ke arah musuh. Beliau terus berjuang hingga peperangan tamat. Perbuatannya itu adalah sebagai pengganti suaminya yang terkorban di belakang meriam tersebut. Tindakan Augustina di atas menjadi kebanggan bangsanya.

Dalam sejarah islam terdapat juga banyakk kisah-kisah  yang menceritakan hal kepahlawanan wanita muslim. Akan tetapi tidak banyak yang mengetahuinya. Pada zaman sebelum islam dahulu, wanita-wanita Arab turut juga menemani kaum lelaki mereka ke medan peperangan.  Mereka bersama anak-anak mereka berada di barisan belakang merawat askar-askar yang cedera, menjaga kuda, menghibur hati suami-suami mereka yang gagah berani, menaikkan semangat mereka dengan menceritakan kisah-kisah kejayaan nenek moyang mereka, mengambil senjata-senjata musuh yang terkorban dan mengumpulkan orang-orang pelarian serta mengawasi askar-askar tawanan perang.

Islam juga mengekalkan tradisi ini, di dalam jihad, wanita selalu mengiringi lelaki. Menurut Bukhari di dalam peperangan Uhud, Aisha membawa air di dalam sebuah beg kulit untuk diberikan kepada askar-askar yang tercedera. Ummu Salim juga sama-sama menolong beliau.

Seorang penyair Arab bernama Khansa juga turut sama berada di dalam peperangan Qadisiya bersam-sama dengan empat orang anak lelakinya. Sedang tentara Islam menduga bahwa pertempuran sengit akan berlaku pada siang besoknya. Khansa pun telah berkata-kata kepada anak-anaknya:
"Wahai Anak-anakku! Kamu telah memilih islam dengan rela hati dan kamu telah berhijrah. Demi keEsaan Allah, kamu adalah anak dari satu ayah, sebagimana kamu lahir dari satu ibu. Aku tidak pernah berlaku curang terhadap ayahnu ataupun menghina bapak saudaramu. Kamu tahu akan balasan yang akan dianugerahkan Allah kepada siapa yang berperang melawan Musyrikin bagi pihak muslim. Biarkan aku peringatkan kamu bahwa dunia yang tidak berkesudahan itu lebih baik dari dunia yang sementara. Allah berfirman:"Wahai muslimin! bersabar, tetapkan hati dan  dan takutlah Allah, semoga kamu beroleh kemenangan." Bila kamu bangun pada pagi esok bahaya dan lawanlah musuh dan gunakanlah semua pengalamanmu dan mohonkanlah pertolongan dari Allah. Dan apabila kamu lihat pertempuran semakin hebat dan kamu dikelilingi oleh api peperangan yang sedang membawa, campakanlah dirimu dalam peleburannya. Dan apabila kamu lihat tantangan menjadi merah karn api kegembiraan, marahlah kepada ketua panglima musuh, semoga Allah berikan harta rampasan perang di dunia ini atau kehormatan di Surga nanti!"
Pagi berikutnya, peperangan pun bermula keempat anak lelakinya menentang musuh dan akhirnya mereka gugur. Setelah Khansa tahu bahwa keempat anak nya syahid, diapun bersyukur kepada Allah karena dikaruniai anak-anak yang syahid. Khalifah umar memberikan uang pendapatan anak-anaknya sebanyak 800 dinar setipa bulan kepada beliau sampai beliau mati.

Ini hanya secuil kisah kepahlawanan wanita muslim. Masih banyak cerita kepahlawanan lainnya. Walaupun begitu semoga ini bisa memberikan inspirasi bagi kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pernikahan Impianku: Islamic Wedding

Aku tak tau kapan dia, sang belahan jiwa kan hadir,, Aku tak tau kapan hari bahagia itu akan datang,, Tapi,, aku yakin semua kan begitu indah,, Bila direngkuh dengan ketentuanNya... Tema pernikahan selalu menarik apalagi bagi kita nih para single bahagia (ga mau mah kalau dipanggil jomblo ,, hehe). Walaupun belum ada calon dan belum tau kapan bakal nikah, ngga da salahnya kan nulis tentang konsep pernikahan impian. Dari dulu cuma ada di angan-angan, belum pernah ditulisin. Nah, mumpung ada GIVEAWAY: Konsep Pernikahan Impian dari teh Tetty, ya sekalian aja ditulisin..  Aku ingin pernikahan ku dibalut dengan suasana islami. Yup, konsep pernikahan yang aku impikan adalah   Islamic Wedding.  S ebagai seorang muslim yang mengikuti tuntutan islam, pernikahan islami harus diusahakan. Biasanya orang-orang hanya akad nikahnya saja yang islami karena itu memang tuntutan syariat islam, lalu selebihnya pelaksanaan resepsinya jauh dari nilai-nilai islam, misal ada acara dangdutan, joget, r

Di Beranda Waktu Hujan

Kau sebut kenanganmu nyanyian (dan bukan matahari yang menerbitkan debu jalanan, yang menajamkan warna-warni bunga yang dirangkaikan) yang menghapus jejak-jejak kaki, yang senantiasa berulang dalam hujan. Kau di beranda sendiri, "Kemana pula burung-burung itu (yang bahkan tak pernah kau lihat, yang menjelma semacam nyanyian semacam keheningan) terbang; kemana pula siut daun yang berayun jatuh dalam setiap impian?" (Dan bukan kemarau yang membersihkan langit, yang pelahan mengendap di udara) kau sebut cintamu penghujan panjang, yang tak habis-habisnya membersihkan debu, yang bernyanyi di halaman. Di beranda kau duduk sendiri, "Dimana pula sekawanan kupu-kupu itu, menghindar dari pandangku; dimana pula (ah, tidak) rinduku yang dahulu?" Kau pun di beranda, mendengar dan tak mendengar kepada hujan, sendiri, "Dimanakah sorgaku itu: nyanyian yang pernah mereka ajarkan padaku dahulu, kata demi kata yang pernah ku hafal, bahkan da

Antara Kayu dan Kreativitas

I, intuiting itu ibarat kayu. Kayu pohon tumbuh dan bergerak vertikal. Kayu pohon tumbuh, hidup dan menghasilkan buah. Kayu seperti tidak pernah berhenti tumbuh ingin mencapai langit. Dan juga kayu tumbuhan indah dan sedap dipandang mata. Jika orang ingin mencari lambang kreativitas maka simbol yang digunakan adalah pensil kayu, bukan ballpoint. Demikian juga benda-benda kreatif bahkan rumah kreatif terbuat dari kayu. Kayu memiliki kekuatan sekaligus fleksibilitas. Kayu menghadirkan kreativitas. Jika kau tinggal di kawasan atau rumah yang banyak pohonnya, maka hawa kreatifitas mudah didapatkan. Gerakan kayu yang cenderung bergerak vertikal ke atas seakan mencapai langit, ibarat penuh optimisme sedang melompat mengejar masa depan. Kayu menciptakan kreativitas. Kreativitas lambang kualitas ilmu. masih ingat dalam keilmuan terbagi tiga kelas: deskriptif, analitis, kemudian tertinggi adalah sintesis. Sintesa adalah hasil kreativitas.Orang I: optimis, kreatif, berkelas, kuat dan fleks