Langsung ke konten utama

Menikah: Syar'i atau Manhaji?












Ku dapati kabar pernikahan lagi dari seorang kawan. Ia urutan ke empat dari kelas kami yang kan mengikat janji suci bernama pernikahan. Barakallah untuknya. Semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, dan warahmah.. Amin

Menikah,,, hm,, sering menjadi topik perbincangan di kalangan mahasiswa. Apalagi yang mau ataupun sudah melepas gelarnya sebagai mahasiswa. Bagaimana tidak.. Siapa yang tak inginkan menikah?
Jalan tuk menggenapkan separuh dien agama. Sunah Rasulullah.

Lalu menikah seperti apa yang diinginkan?

Ada dua kata yang sering menjadi bahan pemikiran para aktivis dakwah tentang menikah. Syar'i atau manhaji? Dua kata yang akan menjadi pilihan jalan yang ingin ditempuh. Pertanyaan serius itu pun tak luput ditujukan kepadaku oleh 'ibu' setahun yang lalu. Dengan mantap ku lontarkan jawaban atas pemahamanku. Jawaban yang masih ku ingat dan ku pegang hingga saat ini. Semoga Allah pun meridhoinya.

Islam menuntun umatnya untuk menikah sesuai syari'at. Tentu saja syarat dan hukumnya harus terpenuhi. Hanya saja yang membedakan adalah cara atau proses yang dipilih. Sebelum menuju gerbang pernikahan, tak ada pacaran dan tak ada khalwat dalam islam. Ataupun segala tindakan yang mendekati zina tidak diperbolehkan. Ya, tentu saja pemahaman setiap orang berbeda-beda tentang hal ini. Tapi ini seminimalnya batasan bagi kita smua yang memahaminya dan memegang teguh perintah Nya.

Ketika berbicara tentang syar'i dan manhaji, yang biasanya digarisbawahi adalah proses penentuan pasangan. Islam mempersilakan memilih pasangan yang dikehendaki. Mau milih karena kecantikan/ketampanannya, karena hartanya, karena keturunannya, atau karena agamanya. Dan pilihan karena agamanya lah yang terbaik. Maka sebenarnya tak masalah jika seseorang ingin menikah dan sudah punya pilihan siapa yang dinikahinya. Dengan jalan syar'i tentunya.

Lalu,, tentang manhaji, pernikahan ini dilaksanakan sesuai tuntunan islam di satu sisi, dan mempertimbangkan potensi dakwah di sisi lainnya. Bagaimana pernikahan itu akan bisa mengoptimalkan dakwah dan memberikan maslahat lebih nantinya. Juga termasuk pemilihan pasangan yang dilakukan berdasar atas pertimbangan kelangsungan dan optimalisasi dakwah. Dan bagi yang telah bergabung dalam jama'ah dakwah ini, manhaji merupakan pilihan atas dasar kepercayaan (tsiqoh) terhadap jama'ah.

Syar'i atau manhaji, dua pilihan pernikahan. Terserah mau milih yang mana. Pilihan yang akan di ambil sesuai dengan pemahaman. Pilihan yang akan diambil atas kematangan tarbiyah yang telah dijalani. Pilihan yang diambil dengan ikhlas mengharap ridhoNya.

Tuhan menganugerahkan hati tuk merasakan cinta
cinta suci karenaNya dan atas kehendakNya
kan ku tunggu kau, wahai cinta
jika Tuhan belum pertemukan kita
kan ku nanti kau, wahai cinta
jika Tuhan sudah kirimkan kau di depan mata
menanti saat tepat dipertemukan olehNya
Tuhan punya cerita indah untuk kita
dan ku ingin semua atas ridhoNya
dan ku ingin semua atas persetujuan mereka...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUSIM SEMI

selalu suka dengan musim semi saat kau bisa lihat kuncup-kuncup bunga bermekaran saat keindahan mewarnai alam angin musim semi kan selalu membelai mu dengan lembut menenangkan dan menyejukkan hatimu dan di balik musim semi itu,, ada harapan yang selalu dinanti harapan akan terkabulnya keinginan dan mimpi-mimpi menantikan keindahan yang tak terbayangkan dan kini waktu sudah mulai berjalan kan meninggalkan mei musim semi yang berawal maret lalu kini akan berakhir kan berganti musim panas nan hangat tapi setiap harapan dan mimpi bukankah tak akan berakhir? akan selalu tersimpan menunggu terkabulkan di musim mendatang atau kan bersemi kembali dengan lebih indah di musim semi selanjutnya..

Di Beranda Waktu Hujan

Kau sebut kenanganmu nyanyian (dan bukan matahari yang menerbitkan debu jalanan, yang menajamkan warna-warni bunga yang dirangkaikan) yang menghapus jejak-jejak kaki, yang senantiasa berulang dalam hujan. Kau di beranda sendiri, "Kemana pula burung-burung itu (yang bahkan tak pernah kau lihat, yang menjelma semacam nyanyian semacam keheningan) terbang; kemana pula siut daun yang berayun jatuh dalam setiap impian?" (Dan bukan kemarau yang membersihkan langit, yang pelahan mengendap di udara) kau sebut cintamu penghujan panjang, yang tak habis-habisnya membersihkan debu, yang bernyanyi di halaman. Di beranda kau duduk sendiri, "Dimana pula sekawanan kupu-kupu itu, menghindar dari pandangku; dimana pula (ah, tidak) rinduku yang dahulu?" Kau pun di beranda, mendengar dan tak mendengar kepada hujan, sendiri, "Dimanakah sorgaku itu: nyanyian yang pernah mereka ajarkan padaku dahulu, kata demi kata yang pernah ku hafal, bahkan da...

KEPAHLAWANAN WANITA MUSLIM

Di antara sejarah kepahlawanan agung Eropa, terdapat suatu kisah seorang wanita yang gagah berani terlibat dalam peperangan melawan Napoleon Bonaparte. Dalam tahun 1808, setelah Napoleon berjaya menawan Portugis dan melantik adiknya Joseph sebagai timbalannya di situ, beliau telah meneruskan perjalanannya ke Spanyol. Satu pertempuran yang sengit telah berlaku di Saragossa, ibu negara Aragon. Pihak Spanyol telah mengarahkan seluruh kekuatan tentaranya yang ada. Wanita dan anak-anak juga turut memberi sumbangan kepada negara mereka. Seorang wanita bangsawan bernama Beureta telah mengatur dan mengetuai sekumpulan wanita dan anak-anak dalam membawa makanan kepada askar-askar di medan peperangan tersebut dan membawa pulang mereka yang cedera untuk dirawat. Disini jugalah telah muncul seorang srikandi bernama Augustina Saragossa. Pada suatu hari ketika beliau sedang menjalankan tugas membawa makanan untuk seorang askar yang tiba-tiba sebutir peluru telah menembus tubuh seorang askar yang...