Langsung ke konten utama

AKU, KAMPUS, DAN MASA DEPAN BANGSAKU

Buat kamu yang baru saja meninggalkan bangku sekolah dan menuju kehidupan kampus, inilah saatnya untuk benar-benar membuka mata. “Mahasiswa” predikat itu akan segera melekat pada dirimu. Sudah pasti senang rasanya disebut sebagai mahasiswa. Bayang-bayang tidak lagi memakai seragam sekolah, kuliah, menikmati masa muda, dan bebas melakukan apapun akan terbingkai jelas dalam kepala. Tapi,, apakah hanya itu nilai sebagai mahasiswa?

Mahasiswa dipandang sebagai kaum intelektual yang mengeyam pendidikan lebih tinggi dari masyarakat kebanyakan. Maka harapan masyarakat kepada mahasiswa dalam memberikan perubahan dan perbaikan kondisi bangsa sudah pasti ada. Mahasiswa sebagai arsitek peradaban harus mampu merancang dan menawarkan solusi terhadap permasalahan bangsa.

Bukan lagi saatnya untuk berkata “Loe..loe.. guwe..guwe..”. Bukan lagi saatnya untuk bersikap acuh tak acuh dengan orang lain. Bukan lagi saatnya apatis dengan kondisi masyarakat sekitar yang memprihatinkan. Karena aksi nyata mahasiswa sebagai generasi muda dinantikan.

Sebelum melangkah lebih jauh dalam lintasan jejak sebagai mahasiswa nantinya, coba tanyakan dalam diri masing-masing, “Apa yang akan Aku capai sebagai seorang mahasiswa? Apa yang bisa Aku berikan untuk bangsaku, dan masa depan bangsaku?” Jika sudah menemukan jawaban atau bahkan jika belum menemukannya, belum terlambat untuk memulainya, di kampus ini.

Kampus adalah tempat untuk mengaktualisasikan diri, bukan hanya tempat untuk mendapatkan berbagai macam teori. Di tempat inilah, kita seharusnya belajar lebih banyak hal, bersosialisasi, menempa, dan meningkatkan kemampuan diri. Ada banyak jalan yang bisa dilalui, bisa menghasilkan segudang prestasi, karya-karya, aktif dalam organisasi kemahasiswaan, atau yang lainnya. Yang penting bahwa kita bisa memberi dan mengukir masa depan yang lebih baik untuk bangsa ini.

Terakhir, jangan menunggu sampai lulus dari kampus ini untuk bisa berkontribusi. Akan tetapi, mulailah langkah itu saat ini.   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yakinlah Kau Bisa!

Ombak pasti akan selalu ada di samudra kehidupan. Entah itu hanya riak-riak kecil hingga gelombang yang besar. Pastilah tak ada laut yang begitu tenangnya. Jika itu memang benar ada, bukankah akan terasa aneh dan terkesan mengerikan? Cobaan demi cobaan pasti silih berganti mewarnai bingkai kehidupan. Di setiap potret nya mungkin kan selalu menunggu rintangan yang menghadang. Rintangan yang nyata berada di depan mata atau rintangan yang tak terlihat bahkan tak terbesit. Lalu akan ada pilihan, kau akan melompatinya atau menghancurkannya? Saat dihadapkan dengan berbagi pilihan, saat memutuskan menapaki pilihan itu, tak ayal langkah kita terhenti atas pertanyaan-pertanyaan, "bisakah aku melakukannya? bisakah aku melampauinya?' Tersudutkan kemampuan dan kualitas diri. Mungkin kita hanya perlu menutup mata. Berjalan tanpa mengindahkan apapun. Walaupun ada beban berat di punggung, tetap berusaha untuk terus berjalan. Tetap melangkah walau terasa menyakitkan. Tak menghiraukan a...

SEBUAH KEBETULAN

Kebetulan... Tanpa disengaja aku bertemu dengan seseorang, menemukan sesuatu dan melakukan sesuatu tanpa diduga, tidak pernah kurencanakan. Kebetulan! Kebetulan adalah suatu kejadian yang tidak disegaja, tidak diduga dan tidak direncanakan kejadiannya. Dari sini akan muncul berbagai reaksi/respon individu, karena kebetulan itu sendiri adalah aksi/stimulus mono yang menghasilkan multiple respon. Suatu proses kebetulan (stimulus) yang sama akan menghasilkan respon yang berbeda pada tiap-tiap individu. Bahkan pada individu yang sama, ruang dan waktu (factor environments) turut mempengaruhi respon yang dihasilkan. Seringkali dikatakan bahwa kebetulan itu tidak disadari kejadiannya. Sehingga menjadi wajar apabila individu yang mengalami kebetulan ini, reaksi pertama yang terjadi adalah kaget (terkejut). Pertanyaannya sekarang, apakah kebetulan itu berasal dari alam tak sadar manusia? Karena manusia tidak menyadari akan kejadian yang terjadi, tiba-tiba saja terjadi. Menurut Sigmund Freu...

Belajar dari Shahabiyah __#part 1

Kami Berbaiat kepada Nabi Kita menyaksikan sejarah keterlibatan Ummu Imarah binti Ka'ab, seorang perempuan Banu mazin, dan Asma' binti Amr bin Adi, perempuan dari Bani Salamah, dalam baiat Aqabah kedua bersama 73 kaum laki-laki. Bai'at Aqabah kedua terjadi pada malam hari di lembah Aqabah, berisi janji setia 75 sahabat Yastrib kepada Rasul saw. Mereka berjanji untuksenantiasa mendengar dan taat, berinfaq di waktu sempit maupun lapang, untuk senantiasa melakukan amar ma'ruf nahi munkar, untuk berjihad di jalan Allah dan tidak takut celaan orang yang mencela, serta senantiasa membela Nabi saw. Dalam kitab manhaj Haraki, baiah ini merupakan persiapan pembentukan negara. Setelah itu, kita juga mendapatkan kisah perempuan-perempuan mu'minat berbaiat kepada Rasul saw sesuai dengan perintah Allah Ta'ala: "Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia (baiat) bahwa mereka tidak akan mempersekutukan se...