Langsung ke konten utama

Di Beranda Waktu Hujan














Kau sebut kenanganmu nyanyian (dan bukan matahari
yang menerbitkan debu jalanan, yang menajamkan
warna-warni bunga yang dirangkaikan) yang menghapus
jejak-jejak kaki, yang senantiasa berulang
dalam hujan. Kau di beranda
sendiri, "Kemana pula burung-burung itu (yang bahkan
tak pernah kau lihat, yang menjelma semacam nyanyian
semacam keheningan) terbang; kemana pula siut daun
yang berayun jatuh dalam setiap impian?"

(Dan bukan kemarau yang membersihkan langit,
yang pelahan mengendap di udara) kau sebut cintamu
penghujan panjang, yang tak habis-habisnya
membersihkan debu, yang bernyanyi di halaman.
Di beranda kau duduk
sendiri, "Dimana pula sekawanan kupu-kupu itu,
menghindar dari pandangku; dimana pula
(ah, tidak) rinduku yang dahulu?"

Kau pun di beranda, mendengar dan tak mendengar
kepada hujan, sendiri,
"Dimanakah sorgaku itu: nyanyian
yang pernah mereka ajarkan padaku dahulu,
kata demi kata yang pernah ku hafal,
bahkan dalam igauanku?" Dan kau sebut
hidupmu sore hari (dan bukan siang
yang bernafas dengan sengit
yang tiba-tiba mengeras di bawah matahari), yang basah
yang meleleh dalam senandung hujan,
yang larut.
Amin

-Sapardi Djoko Damono (1970)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUSIM SEMI

selalu suka dengan musim semi saat kau bisa lihat kuncup-kuncup bunga bermekaran saat keindahan mewarnai alam angin musim semi kan selalu membelai mu dengan lembut menenangkan dan menyejukkan hatimu dan di balik musim semi itu,, ada harapan yang selalu dinanti harapan akan terkabulnya keinginan dan mimpi-mimpi menantikan keindahan yang tak terbayangkan dan kini waktu sudah mulai berjalan kan meninggalkan mei musim semi yang berawal maret lalu kini akan berakhir kan berganti musim panas nan hangat tapi setiap harapan dan mimpi bukankah tak akan berakhir? akan selalu tersimpan menunggu terkabulkan di musim mendatang atau kan bersemi kembali dengan lebih indah di musim semi selanjutnya..

KEPAHLAWANAN WANITA MUSLIM

Di antara sejarah kepahlawanan agung Eropa, terdapat suatu kisah seorang wanita yang gagah berani terlibat dalam peperangan melawan Napoleon Bonaparte. Dalam tahun 1808, setelah Napoleon berjaya menawan Portugis dan melantik adiknya Joseph sebagai timbalannya di situ, beliau telah meneruskan perjalanannya ke Spanyol. Satu pertempuran yang sengit telah berlaku di Saragossa, ibu negara Aragon. Pihak Spanyol telah mengarahkan seluruh kekuatan tentaranya yang ada. Wanita dan anak-anak juga turut memberi sumbangan kepada negara mereka. Seorang wanita bangsawan bernama Beureta telah mengatur dan mengetuai sekumpulan wanita dan anak-anak dalam membawa makanan kepada askar-askar di medan peperangan tersebut dan membawa pulang mereka yang cedera untuk dirawat. Disini jugalah telah muncul seorang srikandi bernama Augustina Saragossa. Pada suatu hari ketika beliau sedang menjalankan tugas membawa makanan untuk seorang askar yang tiba-tiba sebutir peluru telah menembus tubuh seorang askar yang...