Langsung ke konten utama

Kuliah,,, (lagi)



Allah telah mempertemukan kita di Bumi Siliwangi ini. Ia membawa kita dari berbagai pelosok negeri Indonesia untuk mengaitkan kita bersama atas mimpi-mimpi yang ingin kita gapai. Menyusuri setiap jarak yang kita tempuh dari Aceh, Sumbar, Sumut, Kalimantan, Natuna, Jakarta, Jateng, Bali, NTB, NTT dan tentu saja Jabar, bersama mengazamkan diri tuk belajar demi cita.

Kita boleh saja berbeda suku, agama, ataupun bahasa daerah, tetapi kita adalah kesatuan cermin Bhineka Tunggal Ika. Kita memang berbeda batang usia, tetapi itu tak akan menyurutkan kita tuk jalin tali persaudaraan dan kekeluargaan. Kita memang berbeda latar belakang, tetapi kita mempunyai mimpi yang sama, mimpi besar untuk pendidikan Indonesia.

Dan di sini lah kita berada, Universitas Pendidikan Indonesia, seperti namanya kita ada di universitas pendidikan terbaik di Indonesia. Sebuah tempat yang tak akan kita sia-siakan begitu saja tuk menuntut ilmu. 
Dari sudut pengembangan kurikulum, kita berupaya untuk mengubah wajah pendidikan Indonesia menjadi lebih baik. 

Awal ini kita potret kebersamaan dalam bingkai Villa Isola, semoga nanti kita pun bisa bersama dalam bingkai kebahagiaan saat kenakan toga. Aamin...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUSIM SEMI

selalu suka dengan musim semi saat kau bisa lihat kuncup-kuncup bunga bermekaran saat keindahan mewarnai alam angin musim semi kan selalu membelai mu dengan lembut menenangkan dan menyejukkan hatimu dan di balik musim semi itu,, ada harapan yang selalu dinanti harapan akan terkabulnya keinginan dan mimpi-mimpi menantikan keindahan yang tak terbayangkan dan kini waktu sudah mulai berjalan kan meninggalkan mei musim semi yang berawal maret lalu kini akan berakhir kan berganti musim panas nan hangat tapi setiap harapan dan mimpi bukankah tak akan berakhir? akan selalu tersimpan menunggu terkabulkan di musim mendatang atau kan bersemi kembali dengan lebih indah di musim semi selanjutnya..

Di Beranda Waktu Hujan

Kau sebut kenanganmu nyanyian (dan bukan matahari yang menerbitkan debu jalanan, yang menajamkan warna-warni bunga yang dirangkaikan) yang menghapus jejak-jejak kaki, yang senantiasa berulang dalam hujan. Kau di beranda sendiri, "Kemana pula burung-burung itu (yang bahkan tak pernah kau lihat, yang menjelma semacam nyanyian semacam keheningan) terbang; kemana pula siut daun yang berayun jatuh dalam setiap impian?" (Dan bukan kemarau yang membersihkan langit, yang pelahan mengendap di udara) kau sebut cintamu penghujan panjang, yang tak habis-habisnya membersihkan debu, yang bernyanyi di halaman. Di beranda kau duduk sendiri, "Dimana pula sekawanan kupu-kupu itu, menghindar dari pandangku; dimana pula (ah, tidak) rinduku yang dahulu?" Kau pun di beranda, mendengar dan tak mendengar kepada hujan, sendiri, "Dimanakah sorgaku itu: nyanyian yang pernah mereka ajarkan padaku dahulu, kata demi kata yang pernah ku hafal, bahkan da...

KEPAHLAWANAN WANITA MUSLIM

Di antara sejarah kepahlawanan agung Eropa, terdapat suatu kisah seorang wanita yang gagah berani terlibat dalam peperangan melawan Napoleon Bonaparte. Dalam tahun 1808, setelah Napoleon berjaya menawan Portugis dan melantik adiknya Joseph sebagai timbalannya di situ, beliau telah meneruskan perjalanannya ke Spanyol. Satu pertempuran yang sengit telah berlaku di Saragossa, ibu negara Aragon. Pihak Spanyol telah mengarahkan seluruh kekuatan tentaranya yang ada. Wanita dan anak-anak juga turut memberi sumbangan kepada negara mereka. Seorang wanita bangsawan bernama Beureta telah mengatur dan mengetuai sekumpulan wanita dan anak-anak dalam membawa makanan kepada askar-askar di medan peperangan tersebut dan membawa pulang mereka yang cedera untuk dirawat. Disini jugalah telah muncul seorang srikandi bernama Augustina Saragossa. Pada suatu hari ketika beliau sedang menjalankan tugas membawa makanan untuk seorang askar yang tiba-tiba sebutir peluru telah menembus tubuh seorang askar yang...