Langsung ke konten utama

Mengapa Saya?

Sore ini mendengarkan sebuah tulisan dari ustadz Cahyadi saat dibacakan oleh saudariku..
Memberi hikmah dan inspirasi..

Ini yang teringat:

Ada seorang petenis kulit hitam bernama Arthur Ashe. Sang Juara Wimbledon. Pada suatu tahun (lupa tahunnya) ia terkena serangan jantung dan mengharuskannya operasi. Setelah opersai bukannya sembuh, tetapi ia malah terinfeksi HIV melalui tranfusi darah yang diterimanya.

Suatu ketika ia mendapat surat dari penggemarnya, "mengapa Tuhan memilihmu menderita penyakit itu?"

Ia menjawab, "di dunia ini ada 50 juta anak ingin bermain tenis, 5 juta orang bisa bermain tenis, 500ribu orang belajar menjadi pemain profesional, 50ribu bertanding di arena, 5ribu mencapai turnamen, 50 orang sampai ke wimbledon, 4 orang bermain di semifinal, 2 orang bertanding di final"

Saat Ashe mengangkat trofi wimbledon, ia berujar, "saya tidak pernah bertanya kepada Tuhan: Mengapa Saya? Jadi ketika saya sakit, tidak seharusnya juga saya bertanya kepada Tuhan: Mengapa Saya?"

Jika kita bandingkan diri kita dengan seorang Ashe mungkin kita belum apa-apanya. Dia juga bukan siapa-siapa dalam kehidupan dakwah kita. Tapi serasa sikapnya sungguh luar biasa dalam menyikapi keadaannya.


Ustadz cahyadi menulis:
Saat kita menerima sebuah amanah dalam dakwah, baik berupa posisi kepengurusan, posisi kepemimpinan, posisi jabatan publik, dan lain sebagainya, kita terima dan kita laksanakan dengan segenap kemampuan yang kita punya. Kita tidak perlu bertanya, “Mengapa saya?” Sudahlah, laksanakan saja amanah itu.
Maka pada saat kita tidak terpilih, tidak mendapat amanah, tidak menempati posisi-posisi penting, tidak mendapatkan jabatan atau kepemimpinan seperti yang kita inginkan, mestinya kita juga tidak perlu bertanya, “Mengapa bukan saya?”

Saya memang tidak tahu latar belakang beliau menulis hal ini. Mungkin berhubungan dengan kondisi politik sekarang. Akan tetapi tulisan itu serasa mengajarkan untuk ikhlas, menerima apa yang digariskan oleh Allah untuk kita. Bukankah semua yang terjadi adalah atas kehendakNya?

Allah menghadirkan berbagai macam cobaan atau ujian-ujian dalam kehidupan kita agar kita menjadi pribadi yang matang, kokoh dan mengokohkan, tenang dan menenangkan.

Ujian yang akan menjadikan diri kuat. Dan di setiap cobaan adalah ujian keimanan dari Allah yang diberikan kepada hambaNya. Maka serasa tak pantas diri ini jika kemudian ada pertanyaan,"Mengapa saya?"
Karena Allah lah yang telah memilih untuk hambaNya.

Sebuah penyadaran bahwa Allah memberikan kesempatan bagi kita untuk berbuat kebaikan. Kesempatan yang tidak diberikan kepada setiap orang. Kesempatan yang memang jika tidak digunakan dengan baik, bukanlah kebaikan yang datang. Berarti kita memang harus menjalankannya dengan mastatho'tum (semaksimal yang bisa diupayakan). 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MUSIM SEMI

selalu suka dengan musim semi saat kau bisa lihat kuncup-kuncup bunga bermekaran saat keindahan mewarnai alam angin musim semi kan selalu membelai mu dengan lembut menenangkan dan menyejukkan hatimu dan di balik musim semi itu,, ada harapan yang selalu dinanti harapan akan terkabulnya keinginan dan mimpi-mimpi menantikan keindahan yang tak terbayangkan dan kini waktu sudah mulai berjalan kan meninggalkan mei musim semi yang berawal maret lalu kini akan berakhir kan berganti musim panas nan hangat tapi setiap harapan dan mimpi bukankah tak akan berakhir? akan selalu tersimpan menunggu terkabulkan di musim mendatang atau kan bersemi kembali dengan lebih indah di musim semi selanjutnya..

Di Beranda Waktu Hujan

Kau sebut kenanganmu nyanyian (dan bukan matahari yang menerbitkan debu jalanan, yang menajamkan warna-warni bunga yang dirangkaikan) yang menghapus jejak-jejak kaki, yang senantiasa berulang dalam hujan. Kau di beranda sendiri, "Kemana pula burung-burung itu (yang bahkan tak pernah kau lihat, yang menjelma semacam nyanyian semacam keheningan) terbang; kemana pula siut daun yang berayun jatuh dalam setiap impian?" (Dan bukan kemarau yang membersihkan langit, yang pelahan mengendap di udara) kau sebut cintamu penghujan panjang, yang tak habis-habisnya membersihkan debu, yang bernyanyi di halaman. Di beranda kau duduk sendiri, "Dimana pula sekawanan kupu-kupu itu, menghindar dari pandangku; dimana pula (ah, tidak) rinduku yang dahulu?" Kau pun di beranda, mendengar dan tak mendengar kepada hujan, sendiri, "Dimanakah sorgaku itu: nyanyian yang pernah mereka ajarkan padaku dahulu, kata demi kata yang pernah ku hafal, bahkan da...

KEPAHLAWANAN WANITA MUSLIM

Di antara sejarah kepahlawanan agung Eropa, terdapat suatu kisah seorang wanita yang gagah berani terlibat dalam peperangan melawan Napoleon Bonaparte. Dalam tahun 1808, setelah Napoleon berjaya menawan Portugis dan melantik adiknya Joseph sebagai timbalannya di situ, beliau telah meneruskan perjalanannya ke Spanyol. Satu pertempuran yang sengit telah berlaku di Saragossa, ibu negara Aragon. Pihak Spanyol telah mengarahkan seluruh kekuatan tentaranya yang ada. Wanita dan anak-anak juga turut memberi sumbangan kepada negara mereka. Seorang wanita bangsawan bernama Beureta telah mengatur dan mengetuai sekumpulan wanita dan anak-anak dalam membawa makanan kepada askar-askar di medan peperangan tersebut dan membawa pulang mereka yang cedera untuk dirawat. Disini jugalah telah muncul seorang srikandi bernama Augustina Saragossa. Pada suatu hari ketika beliau sedang menjalankan tugas membawa makanan untuk seorang askar yang tiba-tiba sebutir peluru telah menembus tubuh seorang askar yang...